RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah/Satuan Pendidikan |
: |
Mata Pelajaran |
: Pendidikan Agama Katolik |
Materi Pokok |
: Gereja sebagai Umat Allah |
Alokasi waktu |
: 3 JP |
- Kompetensi Inti
KI 1 |
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. |
KI 2 |
: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. |
KI 3 |
: Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. |
KI 4 |
: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. |
- Kompetensi Dasar
3.1. Memahami Gereja sebagai Umat Allah dan persekutuan yang terbuka
4.1. Menghayati Gereja sebagai Umat Allah dan persekutuan yang terbuka
- Pencapaian Indikator Kompetensi
- Mengungkapkan pandangannya tentang Gereja, melalui pengalaman pribadi, lagu, cerita atau gambar .
- Menjelaskan arti Gereja yang sesungguhnya sebagai Umat Allah
- Menyebutkan ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah
- Menjelaskan arti Gereja menurut Kitab Suci (Kis 2:41-47; 1Kor 12:7-11; 1 Kor 12:12-18)
- Menjelaskan konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah dalam hidup menggereja dewasa ini.
- Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pelajaran, siswa dapat:
- Melalui pendalaman pengalaman dan cerita kehidupan, peserta didik memahami arti dan makna Gereja dalam hidup sehari-hari
- Melalui pendalaman ajaran gereja dan Kitab Suci, peserta didik memahami makna Gereja sebagai Umat Allah menurut Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja
- Melalui refleksi dan permainan peran peserta didik menghayati Makna Gereja sebagai Umat Allah serta mewujudkan keterlibatan dalam hidup Gereja sebagai Umat Allah.
- Materi Pembelajaran
- Gereja sebagai Umat Allah
- Fakta
- Lagu-lagu yang bertema tentang Gereja sebagai Umat Allah (misalnya “Gereja Bagai Bahtera”.
- Gambar-gambar tentang umat yang sedang beribadat di Gereja.
- Konsep
- Arti dan makna Gereja dalam hidup sehari-hari
- Gereja adalah gedung, Gereja adalah rumah Allah, tempat beribadat, misa, atau merayakan ekaristi Umat Katolik atau Umat kristiani pada umumnya.
- Gereja adalah ibadat; Gereja adalah lembaga rohani yang menyalurkan kebutuhan manusia dalam relasinya dengan Allah lewat ibadat-ibadat. Atau, Gereja adalah lembaga yang mengatur dan menyelenggarakan ibadat-ibadat. Gereja adalah persekutuan Umat yang beribadat.
- Gereja adalah ajaran; Gereja adalah lembaga untuk mempertahankan dan mempropagandakan seperangkat ajaran yang biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut Katekismus. Untuk bisa menjadi anggota Gereja, si calon harus mengetahui sejumlah ajaran/doktrin/dogma. Menjadi anggota Gereja berarti menerima sejumlah “kebenaran”.
- Gereja adalah organisasi/lembaga sejagat/internasional; Gereja adalah organisasi dengan pemimpin tertinggi di Roma dengan cabang-cabangnya sampai ke pelosok-pelosok seantero jagat. Garis komando dan koordinasi diatur dengan rapi dan teliti. Ada pimpinan; Paus, Uskup-Uskup, Pastor-Pastor, Biarawan dan Umat.
- Gereja adalah Umat pilihan; Gereja adalah kumpulan orang yang dipilih dan dikhususkan Allah untuk diselamatkan. Tanpa menjadi anggota Gereja maka tidak akan diselamatkan masuk surga.
- Gereja adalah badan sosial; Gereja adalah Lembaga yang menyelenggarakan sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit dan macam-macam usaha untuk menolong orang miskin.
- Kata “Gereja”, berasal dari bahasa Portugis, igreja yang diambil dari kata bahasaYunani ekklesia , berarti ‘kumpulan’, ‘pertemuan’, ‘rapat’. Paus Fransiskus menjelaskan ekklesia sebagai “pertemuan akbar orang-orang yang dipanggil”:Allah memanggil kita semua untuk menjadi keluarga-Nya.
- Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang lain, semua orang, tanpa membeda-bedakan. Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita.
- Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus memenuhi hati para Rasul dan membakar semangat mereka untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk mewartakan Injil, menyebarkan kasih Allah.
- Ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah yang tampak dalam cerita tersebut adalah kesatuan dalam persaudaraan sejati.
- Ajaran Kitab Suci tentang Gereja sebagai Umat Allah
- Hidup mengUmat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Perdana (lih. Kis 2: 41-47).
- Dalam hidup mengUmat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk kekayaan seluruh Gereja. Hidup Gereja yang terlalu menampilkan segi organisatoris dan struktural dapat mematikan banyak karisma dan karunia yang muncul dari bawah (1Kor 12: 7-10).
- Dalam hidup mengUmat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada dunia (Ef 4: 11-13; 1Kor 12: 12-18; 26-27).
- Ajaran Gereja tentang Umat Allah
- Hakikat Gereja sebagai Umat Allah
- Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
- Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan dunia.
- Hubungan antara Allah dan Umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janji- Nya.
- Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah Terjanji. Artinya kita sebagai Gereja, Umat Allah sedang berziarah menuju di dunia menuju rumah Bapa di surga.
- Dasar dari Gereja yang mengumat
- Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Perdana (Kis 2:41-47).
- Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk kekayaan seluruh Gereja. Hidup Gereja yang terlalu menampilkan segi organisatoris dan structural dapat mematikan banyak karisma dan karunia yang muncul dari bawah (1Kor 12:7-10).
- Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada dunia (Ef4:11-13; 1Kor12:12-18; 26-27).
- Konsekuensi dari Gereja yang mengumat
- Konsekuensi bagi pimpinan Gereja (hierarki)
- Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat.
- Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat
- Konsekuensi bagi setiap anggota umat
- Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain. Orang tidak dapat menghayati kehidupan imannya secara individu saja.
- Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Semua bertanggung jawab dalam hidup dan misi Gereja.
- Konsekuensi bagi hubungan awam dan hierarki
- Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan kaum awam. Kaum awam bukan lagi pelengkap penyerta atau pelengkap penderita, melainkan partner hierarki. Awam dan hierarki memiliki martabat yang sama, hanya berbeda fungsi.
- Prinsip
- Arti dan Makna Gereja dalam kehidupan sehari-hari
- Ajaran Kitab Suci tentang Gereja sebagai Umat Allah.
- Ajaran Gereja tentang Umat Allah
- Prosedur
- Arti dan Makna Gereja dalam kehidupan sehari-hari
- Ajaran Kitab Suci tentang Gereja sebagai Umat Allah.
- Ajaran Gereja tentang Umat Allah
- Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Model Pembelajaran : Discovery Learning
- Metode : Pengamatan, cerita, dialog, diskusi, informasi, refleksi
- Media dan Alat Pembelajaran
- Kitab Suci
- Buku Siswa SMA/SMK, Kelas XI, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
- LCD dan Laptop
- Sumber Pembelajaran
- Pengalaman peserta didik dan guru dalam hidup menggereja
- Kitab Suci ; Kis 2:41-47; 1Kor 12:7-11; 1Kor 12:12-18
- Gambar atau foto bangunan gereja .
- Dokpen KWI (penterj) Dokumen Konsili Vatikan II, Obor, Jakarta, 1993
- KWI, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995
- Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Ende Flores, 1995
- Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan |
Deskripsi |
Alokasi Waktu |
Pendahuluan |
|
20 menit |
Inti |
Mengamati:
Menanya:
Mengumpulkan data:
Mengasosiasi:
Mengkomunikasikan:
|
100 menit |
Penutup |
|
20 menit |
Penilaian Autentik
- Penilaian Proses
Penilaian Sikap
No |
Aspek yang dinilai |
Indikator |
Teknik Penilaian |
Waktu Penilaian |
Instrumen Penilaian |
1 |
Religius |
|
Pengamatan |
Proses |
Jurnal Guru |
2 |
Jujur |
|
Pengamatan |
Proses |
Jurnal Guru |
3 |
Disiplin |
|
Pengamatan |
Proses |
Jurnal Guru |
4 |
Tanggung Jawab |
|
Pengamatan |
Proses |
Jurnal Guru |
- Penilaian Hasil
Penilaian Pengetahuan
No |
Indikator Pencapaian Kompetensi |
Teknik Penilaian |
Bentuk Penilaian |
Instrumen |
1 |
Memahami Gereja sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka |
Tes tertulis |
Uraian perorangan |
Buatlah refleksi tentang panggilan sebagai anggota Gereja yang juga merupakan anggota umat Allah |
Penilaian Keterampilan
No |
Indikator Pencapaian Kompetensi |
Teknik Penilaian |
Bentuk Penilaian |
Instrumen |
1 |
Menghayati Gereja sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka |
Penugasan |
Uraian perorangan |
Tulislah doa syukur karena dipilih menjadi anggota Gereja dan mohon agar kesatuan dan persaudaraan Gereja tetap terjaga. |
- Pedoman Penskoran Penilaian
Sikap
Petunjuk Penskoran |
Skor |
|
1 |
Selalu (10-16 x tatap muka) |
A |
Jarang (5-10 x tatap muka) |
B |
|
Kadang-kadang (1-5 x tatap muka) |
C |
|
Tidak pernah (0 pertemuan) |
D |
|
2 |
Selalu (10-16 x tatap muka) |
A |
Jarang (5-10 x tatap muka) |
B |
|
Kadang-kadang (1-5 x tatap muka) |
C |
|
Tidak pernah (0 pertemuan) |
D |
|
3 |
Selalu (10-16 x tatap muka) |
A |
Jarang (5-10 x tatap muka) |
B |
|
Kadang-kadang (1-5 x tatap muka) |
C |
|
Tidak pernah (0 pertemuan) |
D |
|
4 |
Selalu (10-16 x tatap muka) |
A |
Jarang (5-10 x tatap muka) |
B |
|
Kadang-kadang (1-5 x tatap muka) |
C |
|
Tidak pernah (0 pertemuan) |
D |
Pengetahuan
Petunjuk Penskoran |
Skor |
|
1 |
Tepat |
A |
Kurang tepat |
B |
|
Tidak tepat |
C |
Keterampilan
Petunjuk Penskoran |
Skor |
|
1 |
Tepat |
A |
Kurang tepat |
B |
|
Tidak tepat |
C |
Keterangan
Nilai = (Perolehan Skor x 100) / Jumlah skor maksimal
A = 4
B = 3
C = 2
D = 1